MAGELANG RAYA - Pada bulan juli 2023, ketika sedang melakukan kegiatan wajib universitas yaitu Kuliah Kerja Nyata di salah satu pedesaan di kabupaten Gunung Kidul, D.I Yogyakarta.
Kerap kali saya kebingungan melihat masyarakat yang selalu membakar sampah di depan halaman rumah mereka baik itu sampah organik maupun sampah anorganik.
Melalui kejadian ini saya berpikir negatif bahwa kegiatan yang dilakukan masyarakat ini dapat membuat polusi udara semakin parah serta menambah CO2 dalam bumi ini sehingga saya beberapa kali menegur masyarakat untuk berhenti membakar sampah serta melakukan sosialisasi mengenai sampah.
Namun, ketika mendengar sebuah informasi dari teman yang mengatakan bahwa pusat kota jogja telah memberhentikan penerimaan sampah dalam jangka waktu 3 bulan dikarenakan menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) piyungan.
Membuat saya berpikir kembali apakah kegiatan yang masyarakat lakukan tersebut merupakan upaya yang tepat untuk mengurangi volume sampah di TPA atau malah menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan?
Kerap kali saya mencari informasi lebih lanjut apa penyebab TPA di piyungan akhirnya ditutup sementara dan apa saja upaya masyarakat dalam menghadapi krisis tersebut.
Seperti yang diketahui, bahwa jogja sudah menetapkan bahwa TPA di piyungan akan ditutup sementara dari bulan juli hingga bulan september 2023.
Hal ini menjadi upaya pemerintah untuk memperluas daya tampung di TPA piyungan dengan menyiapkan zona transisi 2, yang mana dengan adanya zona transisi 2 ini diharapkan bisa menampung sampah Jogja hingga maret 2024.
Dilansir dari artikel pemprov jogja, TPA piyungan dibagi menjadi 2 zona yaitu zona 1 dan zona 2 yang telah menjadi lahan awal pembuangan sampah sejak tahun 1995 serta digunakan hingga saat ini.
Saat ini sebanyak 98% kapasitas lahan zona 1 sudah digunakan untuk menampung sampah. Namun lahan ini tidak boleh digunakan 100% karena sebagian lahan nya menjadi tempat persiapan penggunaan lahan zona 2.
Sehingga dengan meminimalisir bertambahnya sampah pada zona 1 pemkot jogja menutup sementara TPA piyungan, lalu setelah persiapan lahan zona 2 selesai lahan zona 1 pun dapat kembali digunakan hingga 5 september 2023.
Tahukah kalian berapa banyak daya tampung TPA di berbagai daerah di Indonesia? Dilansir dari artikel pemkot Jogja TPA di Jogja hanya dapat menampung sebanyak 650 ton/harinya.
Dikutip dari, artikel ayo Bandung TPA di bandung hanya dapat menampung sebanyak 8.789 ton, sedangkan menurut artikel waste4change TPA di Jakarta memiliki daya tampung sebanyak 8.000 ton.
Angka yang sangat banyak bukan? Dengan banyaknya sampah yang ada di TPA ini membuat sampah semakin menumpuk hingga mencapai tinggi 14 meter.
Didominasi Sampah Rumah Tangga
Menurut artikel pemkot Jogja sebagian besar sampah sebanyak 35% itu merupakan sampah rumah tangga hingga bahan sisa makanan, lalu dilanjut dengan sampah sampah lainnya seperti sampah peralatan, barang-barang elektronik dll.
Jika diperhatikan dengan seksama hal ini disebabkan dari berbagai pihak bukan hanya masyarakat saja akan tetapi pemerintah sebagai pengelola pun ikut terkait terhadap masalah ini.
Masyarakat diharapkan untuk lebih melakukan sosialisasi mengenai sampah dan diharapkan pula bisa mengelola sampah sendiri, seperti mulai memilah sampah menjadi sampah Organik, sampah Anorganik, sampah Residu, serta sampah Sisa Makanan.
Setelah dapat memilah sampah sampah tersebut dapat dilanjutkan kepada tahap proses selanjutnya seperti sampah-sampah organik yang bisa ditanam dalam tanah agar bisa terurai dengan tanah.
Sementara sampah-sampah Anorganik yang bisa dilakukan 3R dalam mengelolanya untuk menghasilkan barang baru, menggunakan makanan dengan bijak dan menghabiskan makanan agar dapat mengurangi sampah-sampah makanan, dengan begitu baru sampah residu bisa dibuang dan dilanjutkan ke TPA.
Sesuai dengan PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah RT, bahwa seharusnya sampah RT tidak bisa dimasukan kedalam TPA dan hanya sampah Residu saja yang bisa masuk ke TPA.
Dengan begitu semua sampah juga seharusnya bisa dikelola dengan baik oleh pemerintah agar sampah yang ada di TPA tidak menumpuk seperti gunung.
Berbagai macam upaya saja jika diterapkan dan dilaksanakan oleh masyarakat serta pemerintah tidak akan cukup apabila semua aspek yang terlibat hanya sebagian orang saja.
Diperlukan lebih banyak kesadaran dan kerjasama bagi masyarakat serta pemerintah akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat dimulai dengan memilah sampah.
Tentu saja diperlukan upaya kerjasama antar masyarakatnya untuk mulai mengingatkan ke orang sekitar untuk selalu memilah sampah.
Bahkan pemerintah pun mesti ikut bekerjasama dengan lebih ekstra mengurus sampah agar lebih cepat terkendali dan sampahnya tidak menumpuk tinggi.
Sehingga melalui kesadaran-kesadaran itu pula berharap ketika di masa depan, dapat merasakan lingkungan yang bersih, cerah, bebas polusi, bebas bau dan nyaman. Mulailah dari hal kecil seperti niat lalu dilanjut dengan memilah sampah.
Referensi
Defitri, Mita,. 2023. Daftar Lengkap Tempat Pembuangan Sampah Resmi TPA Jabodetabek., Daftar Lengkap Tempat Pembuangan Sampah Resmi TPA Jabodetabek - Waste4Change., waste4change.
DIY, Humas,. 2023. Kabupaten/Kota Harus Kurangi Sampah Di Hulu, Gubernur DIY Mempersilahkan Penggunaan SG Sebagai Tempat Penampungan Sementara., Jogjaprov.
Nugraha, Restu,. 2023. TPA Sementara di Sarimukti Dibuka Hari Ini, Segini Daya Tampungnya., TPA Sementara di Sarimukti Dibuka Hari Ini, Segini Daya Tampungnya - Ayo Bandung,. Ayobandung.
Seto, Wisang,. 2023. TPA Piyungan Tutup, 210 Ton Sampah Harian Kota Yogyakarta Bakal Ditampung di 3 Tempat., https://regional.kompas.com/read/2023/07/25/184347878/tpa-piyungan-tutup-210-ton-sampah-harian-kota-yogyakarta-bakal-ditampung-di., Kompas.com.
Penulis: Regita Mutiara Putri
*Mahasiswa Universitas Gadjah Mada