Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kab Magelang, Agus Sugiyono, SH Narasumber Ngaji Kebangsaan Forum Penggerak Kebangsaan Magelang Raya
MAGELANG RAYA - Forum Penggerak Kebangsaan Magelang Raya menggelar Giat Ngaji Kebangsaan, di Panggung Nusantara Kampung Dolanan Borobudur Dusun Sodongan Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (4/3/2023).
Ngaji Kebangsaan Sesi #1 ini mengangkat tema 'Stop Politik Identitas, Ancaman Persatuan dan Kesatuan NKRI'
Turut hadir sebagai pemantik, Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Ahmad Said Asrori, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Magelang, Agus Sugiyono, Danramil Borobudur, Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang M. Habib Shaleh, dan KH. Ahmad Labib Asrori selaku Pengasuh Pondok Raudhatut Thullab Tempuran Magelang dan Katib Syuriyah PCNU Kab. Magelang.
Baca Juga: Momen Najwa Shihab dan Prabowo Bertemu Bahas Negara dan Masa Depan Bangsa
Juga hadir, Ketua Panwascam Borobudur, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Magelang, Ketua PNIB, AR. Waluyo Wasis Nugroho.
Ngaji kebangsaan dihadiri lebih dari 100 orang mengikuti diskusi sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat luas untuk merekatkan Persatuan dan kesatuan antar anak bangsa.
Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya membendung dan menghadapi gerakan politik identitas agar tercipta suasana kondusif jelang pemilu 2024.
Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Ahmad Said Asrori mengatakan bahwa politik merupakan suatu ikhtiar dalam mencari solusi dalam segala bidang.
“Politik menurut hemat saya adalah suatu ikhtiar untuk mencari jalan keluar dan solusi dalam segala bidang. Oleh karena itu politik dibagi menjadi beberapa bidang. Dalam konteks kita sebagai warga bangsa terdapat politik kebangsaan seperti politik praktis yang dilaksanakan oleh para tokoh negarawan,” kata Ahmad Said Asrori.
Pria yang juga merupakan salah satu Rais Syuriyah PBNU saat kepemimpinan Wapres KH Ma’ruf Amin sebagai Rais ‘Aam PBNU 2015-2020 itu juga memberikan pandangannya soal politik identitas.
Menurutnya, politik identitas tidak salah jika diterapkan dengan benar dan tidak dikait-kaitkan dengan agama sebagai alat kampanye.
Untuk itu dengan tegas, Ahmad Said Asrori menolak dengan keras politik indentitas serta khilafah radikalisme dan terorisme. Bahkan, Ia juga siap menjadi pelopor gerakan merah putih bumikan pancasila perkuat nasionalisme dan kebangsaan.
“Bagi sebagian kelompok ada yang menolak politik identitas, namun bagi saya politik identitas tidaklah salah. Karena politik identitas kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia bukan identitas secara etnis, agama ataupun golongan,” jelasnya.
“Untuk itu, kami sepakat bahwa kami menolak politik identitas berdasarkan agama, karena Indonesia diperjuangkan dari berbagai elemen baik etnis maupun agama. Apabila agama digunakan sebagai alat kampanye maka akan berbenturan dengan partai maupun kelompok lain,” tegasnya.
Agus Sugiyono: Bangun Semangat Kolektif Majukan Daerah
Sementara Itu, Agus Sugiyono mengapresiasi pelaksanaan Ngaji Kebangsaan sebagai sarana pendidikan politik membangun kesadaran publik.
Agus Sugiyono berharap terbangunnya semangat kebersamaan ditengah kehdupan bermasyarakat dalam rangka mewujudkan kerukunan.
"Seperti kita ketahui bersama, saat ini kita sedang menghadapi situasi tahapan penyelenggaraan Pemilu 2024. Mari kita bangun semangat kebersamaan guna mewujudkan relasi kehidupan sosial bermasyarakat yang rukun," harapnya.
Agus Sugiyono juga mengajak generasi muda mengambil peran dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas dan berintegritas.
"Daerah kita butuh semangat kolektif dari generasi pemuda untuk memajukan daerah kita tercinta Kabupaten Magelang," tambahnya.
Kegiatan ini, juga dihadiri Para Seniman wilayah Kabupaten Magelang, Perwakilan Pelajar SMA/SMK Ma’arif Kota Mungkid dan SMK Ma’arif Borobudur (Pemilih pemula), GP Ansor Borobudur, GP Ansor Salaman, dan MWC NU Bandongan.
Selain itu, PAC Muslimat NU Bumiharjo, Pramuka Borobudur, Garda Bangsa Kab. Magelang (Laskar Sayap PKB), PETANESIA (pencinta tanah air indonesia), Fatayat NU Borobudur, Lembaga Perekonomian, Lembaga Seni Budaya, Perwakilan BEM Unima, Tidar dan Perwakilan Subhanul Wathon Tegalrejo.
(***)